Aspen, Ponsel ‘Hijau’ Sony Ericsson ala BlackBerry

Jakarta – Sony Ericsson memperkenalkan handset ‘hijau’ terbarunya dalam lini GreenHeart. Diberi nama Aspen, ponsel ini memberi kejutan tersendiri karena hadir dalam keyboard qwerty dan tampilannya ala BlackBerry.

Vendor patungan Jepang dan Swedia ini memang terhitung langka merilis produk dengan keypad qwerty. Beberapa analis menyebut kekurangan ponsel qwerty cukup berpengaruh dalam menurunnya daya saing Sony Ericsson di industri ponsel.

Aspen sepertinya menjanjikan performa mumpuni untuk pebisnis, dibekali Windows Mobile 6.5.3 dengan support enterprise e-mail, multitasking serta koneksi Wi Fi. Ponsel yang tampak maskulin ini memiliki kamera 3,2 megapiksel, a-GPS dan slot microSD hingga 4GB.

Sebagai ponsel Windows, Aspen dilengkapi dengan Microsoft Office Mobile, Outlook mobile, dan Adobe PDF Reader. Yang patut disayangkan, ponsel ini tidak disertai jack audio 3,5 mm standar sehingga konsumen harus pasrah memakai headset besutan Sony Ericsson.

Berada di bawah label GreenHeart berarti ponsel ini dijanjikan ramah lingkungan. Bodi Aspen dibuat dari bahan yang tidak membahayakan serta dapat didaur ulang. Chargernya pun diklaim hemat daya.

DetikINET kutip dari eWeek, Rabu (3/2/2010), Aspen bakal melenggang di pasaran pada kuartal kedua tahun 2010 dengan dua pilihan warna, putih dan hitam. Sayangnya, harganya belum diumumkan.

Ponsel ‘Samudera’ Samsung Melenggang di MWC

Jakarta – Seolah ingin bersaing dengan Nexus One dan XPERIA X10, Samsung bakal memamerkan ponsel ‘Samuderanya’ di ajang Mobile World Congress (MWC) awal bulan ini.

Dikutip detikINET dari Techtree, Selasa (3/2/2010) Samsung telah mengkonfirmasi kabar itu. Perusahaan ponsel asal Korea Selatan tersebut mengungkapkan bahwa ponsel Bada, yang dalam bahasa Korea berarti Samudera, dilengkapi versi terbaru dari TouchWiz, teknologi layar sentuh andalan Samsung.

Seri pertama Bada diberi nama S8200 yang akan dibekali fitur: layar 3,7 inchi AMOLED, HSPA, Wi-Fi, GPS dan kamera 5 MP auto fokus. Selain itu Bada juga dilengkapi prosesor Snapdragon, yang berkekuatan sama seperti Nexus One serta XPERIA X10. Menurut rumor yang beredar, S8200 akan dilempar ke pasaran seharga US $575.

Bada akan menjadi platform bebas terbuka untuk dieksplorasi para pengembang software aplikasi. Harapan Samsung, Bada bisa menggantikan platform Symbian dan Windows Mobile yang saat ini masih digunakan untuk ponselnya. ( fw / faw )

Mito-Telkomsel Bundel Ponsel ‘The Master’

Jakarta – Mito Mobile merilis ponsel Qwerty dual mode GSM+GSM yang diberi nama MITO 302 ‘HaPe Sang Master’. Ponsel dengan ikon Master Limbad ini dibundel bersama kartu prabayar As milik Telkomsel.

“Kami menghadirkan ponsel yang punya fitur komplit dan desain stainless steel dengan harga terjangkau. Penampilannya kokoh, kuat, dan hebat bagaikan Limbad the Master,” ujar Dirut Mito Mobile, Hansen Lie, dalam keterangannya, Rabu (3/2/2010).

Ponsel dengan perpaduan dua warna perak dan putih ini dilengkapi LCD berukuran 2.0 inci dengan kedalaman 65.000 warna. Sedangkan untuk kamera, ponsel ini sayangnya hanya menawarkan resolusi maksimal VGA 640×480 pixels.

Dari sisi fitur yang ditawarkan, selain Facebook, ponsel dengan koneksi internet GPRS class 12 dan Bluetooth 2.1 A2DP ini turut mengandalkan fitur lain seperti FM Radio, e-Buddy, Yahoo Messenger, Opera Mini, Chatbox, Friendster, JuzFrens, M2M, Mobile Gaul, Snaptu, Nefanasa Yahoo 2.2, Document viewer dan JAVA.

“Dalam kerjasama kami dengan Telkomsel, Mito Luxberry 302 yang kami banderol secara retail dengan harga Rp 599.000 ini juga menyediakan shortcut situs online seperti detik.com,” pungkas Hansen.

Nokia Tak Lagi Dianakemaskan

Jakarta – Setelah mengumumkan mengusung model bisnis multibrand, Global Teleshop langsung memasang kuda-kuda untuk menggaet brand-brand ponsel besar. Nokia tak lagi dianakemaskan.

Djatmiko Wardoyo, Presiden Direktur Global Teleshop mengatakan, saat ini sudah ada 4 merek ponsel yang dinaungi perusahaannya, yakni Nokia, BlackBerry, iPhone, dan yang teranyar LG.

Cukupkah? Jawabannya tidak! Februari 2010 ini, salah satu retailer ponsel terbesar di Tanah Air itu sudah siap menggandeng brand baru.

“Kami inginnya brand besar jadi mitra kami. Mulai dari vendor asal Korea, Eropa hingga China,” tukasnya, di sela jumpa pers yang berlangsung di Pasific Place, Jakarta, Senin (1/2/2010).

Djatmiko sendiri membantah bila reposisi yang dilakukan Global Teleshop — dari singlebrand menjadi multibrand — lantaran penjualan ponsel Nokia tak lagi ‘seksi’.

“Bukan karena penjualan ponsel Nokia yang menurun, tapi permintaan yang lain meningkat, banyak orang yang datang ke gerai kami untuk menanyakan ponsel-ponsel lainnya seperti LG atau ponsel China,” tegasnya.

Pada 2010 sendiri, Global Teleshop menargetkan meraup penjualan hingga Rp 1 triliun, meningkat dari 2009 yang sudah menembus Rp 850 miliar. ( ash / faw )